Sejarah Singkat Sunan Kalijaga
Sahabat dunia pgmi tahu kah Anda?...siapa sunan kalijaga itu!
Sunan kalijaga, Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali songo yang memiliki perbedaan menonjol dari para wali lainnya. Perbedaan tersebut di antaranya yaitu dalam hal berpakaian dan berdakwah. Beliau lebih cenderung menggunakan pakaian yang berwarna hitam dengan blangkon khas Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa beliau merupakan sosok seorang yang sederhana, dalam melakukan dakwahnya beliau cenderung memasukkan ajaran agama Islam dalam kebiasaan atau tradisi Jawa. Beliau tidak merubah sama sekali adat istiadat yang di pegang orang Jawa. Selain itu, beliau memiliki karya seni yang bernuasa Hindu-Budha.
Masa Muda Sunan Kalijaga
Nama sunan Kalijaga menurut sejarah setelah beliau masuk Islam adalah beliau berguru ke sunan boning, dan sunan kalijaga saat hidup dikampung dipanggil Raden Mas Syahid atau Raden Said. Beliau merupakan putra dari seorang Adipati Tuban yang bernama Ki Tumenggung Wilatikta, namun ada juga mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Raden Sahur Tumenggung Wilatikta. Nama Asli dari sunan Kalijaga adalah Lokajaya, Syekh Malaya atau Pangeran Tuban.
Raden Said merupakan putra dari adipati Tuban yang sangat dekat dengan rakyat jelata atau miskin. Pada saat itu terjadi musim kemarau sangat panjang yang membuat masyarakat gaga panen, namun dalam waktu yang bersamaan pemerintah pusat memerlukan dana besar untuk mengatasi pembangunan, dan mau tidak mau rakyat miskin harus membayar pajak yang tinggi.
Melihat adanya keadaan yang kontradiksi antara pemerintah dan rakyat jelata, Raden Said yang merasa dekat dengan rakyat jelata, beliau bergerak tanpa pikir panjang untuk membantu rakyat tersebut. Beliau mencuri hasil bumi untuk di bagikan kepada rakyat yang tidak mampu tersebut di gudang penyimpanan ayahnya.
Hasil bumi tersebut merupakan upeti dari masyarakat yang akan di setorkan kepada pemerintah pusat. Biasanya pada malam hari Raden Said bergerak untuk melakukan aksinya dan hasilnya di bagikan langsung kepada rakyat jelata secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengatahuan rakyat sekalipun.
Seiring berjalannya waktu, penjaga gudang merasa curiga, karena upeti yang ada di gudang mulai berkurang. Karena penasaran, si penjaga gudang dengan sengaja meninggalkan gudang dan mengintip dari kejauhan, namun ternayata penjaga gudang berhasil memergoki aksi Raden Said tersebut, dan kemudian Raden Said di bawa kapada ayahandanya.
Raden Said di marahi habis-habisan oleh ayahandanya, dan beliau mendapatkan hukuman tidak boleh keluar rumah. Setelah lepas sepekan, Raden Said tidak merasakan jera atas hukumannya tersebut. Beliau tetap melakukan aksinya di luar istana, yang targetnya adalah orang-orang kaya dan pelit.
Hasil dari aksinya tersebut kemudian ia bagikan kepada rakyat jelata. Karena aksinya di luar istana, Raden Said menggunakan pakaian serba hitam dan topeng layaknya seorang ninja. Hingga suatu hari, Raden Said di jebak oleh perampok asli. Di suatu malam, perampok tersebut melakukan pemerkosaan sekaligus memperkosa wanita cantik dengan memakai pakaian yang sama seperti Raden Said ketika melakukan aksinya.
Di saat Raden Said ingin menolong wanita tersebut, perampok yang asli berhasil meloloskan diri. Dengan pakaian yang sama, Raden Said terjebak dan menjadi kambing hitam masyarakat karena sudah mengepungnya. Dengan kejadian tersebut ayah Raden Said kecewa terhadapnya dan langsung mengusirnya.
By: Muhammad Zuhair Musaddad