Bagaimana Cara Menjadi Guru Milenial (Guru Idola)
Menjadi guru milenial atau guru masa kini harus siap dengan revolusi generasi yang mengalami perkembangan yang begitu cepat, hal ini merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi. Generasi yang kita hadapi kini bukan lagi generasi milenial tapi generasi yang menuju generasi Z, generasi yang selangkah lebih maju dari generasi milenial. Jadi, guru milenial menghadapi generasi Z.
Menjadi guru milenial bukan hanya geleng-geleng kepala membadingkan masa lalu dengan masa kini. “dulu waktu saya masih SD kalau bertengkar atau ditegur oleh guru pulang mengadu dapat hadiah kayu + ceramah gratis setelah itu diantar pulang ke sekolah minta ditambah hukumannya sama guru”. Zaman now orang tua merasa modern kalau anaknya mengadu gara-gara ditegur, dicukur atau bertengkar dengan temannya orangtuanya yang pasang badan, kalau guru tidak dipolisikan iya dianiaya bahkanya beberapa kasus penganiayaan yang dilakukan oleh siswa membuat nyawa pahlawan tanpa tanda jasa itu melayang.
Kalau ada siswa yang cerdas “anaknya siapa dulu dong” tapi kalau anaknya berprilaku buruk “apakah seperti itu yang diajarkan oleh guru”. Maka jadi guru haruslah pandai-pandai beradaptasi dengan zaman. Mau jadi guru milenial yang disenangi siswa berikut tipsnya :
1. Pahami siapa sesungguhnya anak didik anda
Tugas ini bukan hanya menjadi tugas seorang psikolog untuk memahami karakteristik anak didik tapi semua guru wajib memiliki kecerdasan yang satu ini. Minimal guru mengatahui si A hobinya apa ? sehingga guru bisa membangkitkan semangat anak-anaknya salah satunya lewat hoby
2. Pahami latar belakang keluarga dan lingkungan anak didik anda
Memalhami latar belakang keluarga dan lingkungan peserta didik memberikan gambaran terhadap karakter peserta didik karena pembentukan karakter lingkungan dan keluarga memilki peranan penting
3. Pahami atau kuasai materi yang anda ajarkan
Peserta didik masa kini sudah cerdas, cerdas searching guru berbicara jempol bergoyang pertanyaanpun melayang. Sehingga guru harus selangkah lebih maju karena bukan lagi masanya CBSA (Cari Buku Salin sampai Akhir).
4. Pahami cara menggemas materi menjadi sesuatu yang menarik
Guru yang menguasai materi belum tentu mampu mentrasfer ilmunya kepada peserta dengan mudah makan materi yang sudah dipahami membuthkan kemasan menarik dalam penyapaiannya. Baik dari kemasan materi, media maupun strategi pembelajaran. Gusu harus siap dengan segala kondisi dan tidak pakai alasan “materinya ada di laptop apalagi dengan alasan materinya belum diprint”. Sekarang zamannya digital maka buatlah materi yang bisa diakses kapan dan dimana saja baik onine maupun ofline
5. Pahami kapan waktu menjadi guru dan menjadi sahabat denga siswa
Menjadi guru milenial jangan berfikir menjadi guru zaman old bahwa guru begitu dihormati, disegani hingga peserta didik ketika lewat atau bertemu dengan guru membungkuk dan merasa takut, di kelas diam mendengarkan guru berceramah. Zaman now peserta didik ketemu guru say hello “halo bro”. Nah point yang satu ini guru harus mampu memposisikan diri kapan menjadi bapak/ibu guru dan kapan harus menjadi sahabat bagi para peserta didiknya.
Tips ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi sebagai mantan guru honorer di pedesaan selama 8 tahun. Meskipun pada saat ia mengabdi menjadi guru ditempatnya tak secanggih sekarang jangankan fasilitas internet signal dan listrikpun belum ada, tapi ia tidak pernah kehabisan bahan untuk mengajar salah satunya dengan memanfaatkan pembelajaran berbasis lingkunga. ia mengenal dunia internet hanya katika dirinya berkunjung ke ibukota kabupaten.