MEMBANGUN MANUSIA TERDIDIK: SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Sahabat dunia pgmi selamat pagi, salam sejatera dan bahagia, bagaimana kabar Anda sekalian dimanapun Anda berada?. Jangan lupa tetap tersenyum dan semangat untuk mengawali hidup ini, ingat dengan moto saya “tiada hari tanpa mendidik, mendidiklah dengan hati”. Itulah moto saya dalam hidup…
Esensi hari Pendidikan pada 02 Mei 2019 ini kita semua tahu bahwa ada hari Pendidikan Nasional atau HARDIKNAS, hari Pendidikan Nasional diperingati bertepatan dengan lahirnya Ki Hadjar Dewantara sebagai peletak pertama Pendidikan di Indonesia sebagai bapak pendidikan dan tanda jasa atas perjuangan serta pengorbanan beliau untuk pendidikan. Pada masa penjajahan Belanda, Pendidikan untuk warga pribumi pada saat masa penjajahan tidak semuda saat ini untuk memperolehnya. Butuh perjuangan untuk membangkitan Pendidikan bagi warga pribumi akibat imbas dari penjajahan yang telah terjadi. Ki Hadjar Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi sempat menjadi korban pembuangan tantara Kolonial Balanda akibat dari karya kritik tulisannya yang berjudul Als Ik Een Nederlander Was (Seandainya aku seorang Belanda). Tulisan tersebut berkaitan dengan perayaan 100 tahun bebasnya Negeri Belanda dari jajahan Perancis bulan November 1913.
Perayaan tersebut dirayakan ditanah jajahan Indonesia. Biaya pesta perayaannya diambilkan dari negara tempat jajahan. Setelah masa pembuangan beliau Ki Hadjar Dewantara mendirikan sebuah Lembaga Taman Siswa yang menjadi cikal bakal awal Pendidikan Indonesia yang dikenang sampai saat ini. Sekarang ini untuk mengenyam Pendidikan sangatlah mudah tinggal kemauan dan niat yang dibarengi dengan tindakan. Semua kalangan masyarakat atas bawah bisa merasakan pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan generasi penerus bangsa yang siap untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu negeri ini untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing secara Nasional maupun Internasional.
Sebagian besar dari kita pasti mengenal sebuah kata-kata yang tercetus dari bapak Pendidikan kita “ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Makna kata tersebut: di depan (guru) memberikan contoh tauladan, di tengah (guru) memberikan bimbingan pengarahan, dan dibelakang (guru) memberikan dorongan semangat. Sampai saat ini hari Pendidikan diperingati berkat jasa beliau Ki Hadjar Dewantara ini, beliau merupakan pahlawan yang memajukan pendidikan di tanah bumi pertiwi. Berkat usaha dan jasa beliau Taman Siswa berdiri, Lembaga pendidikan yang memberikan kesampatan bagi masyarakat pribumi untuk berkesempatan mengikuti pendidikan dari kalangan priyayi maupun kalangan Belanda.
Kunci terpenting pesan dari sejarah Ki Hadjar Dewantara beliaunya suka menulis dan membaca yang sangat tajam terutama terkait memberikan masukan, kritikan dan sindiran ke Belanda tentang kata-kata Als Ik Een Nederlander Was : maknanya sekiranya saya seseorang Belanda, saya tak akan menyelenggarakan pesta kemerdekaan di Negeri tempat orang yang kita rampas kemerdekaannya, hal itu membuat inlander memeberikan respon terhadap kaum pribumi yang sudah dijajah, tapi masih saja dipaksa untuk memberikan kekayaannya untuk pesta peringatan negara Belanda merdeka dari Negara Perancis.
Dari tulisan itulah Ki Hadjar Dewantara dibuang ke pulau bangka, namun selanjutnya dipindakan ke Belanda karena melakukan pembelaan Dowes Dekker dan Cipto Mangoenkoesumo. Sepulang ke Indonesia Ki Hadjar Dewantara dalam pengasingan mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Tinggi Taman Siswa pada Juli 1922) yang menjadi awal berdirinya konsep Pendidikan Nasional. Itulah history singkat penjuang pendidikan, selamat buat guru-guruku pahlawan tanpa tanda jasa yang siap berkorban buat generasi emas Indonesia.
By : Taseman