Bagaimana Perkembangan Bahasa Anak?
Bahasa adalah salah satu faktor mendasar yang mebedakan manusia dengan hewan. Bahasa sebagai anugerah dari sang pencipta memungkinkan individu dapat hidup bersama dengan orang lain, membantu memecahkan masalah, memposisikan diri sebagai makhluk berbudaya. Anak menerima dan mengekspresikan bahasa dengan berbagai cara. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan bahasa reseptif karena dalam keterampilan ini makna bahasa diperoleh. Dan diproses melalui simbol visual dan verbal. Mengambangkan keterampilan pemahaman dan penyusunan merupakan dasr bagi kegiatan belajar anak secara umum. Cara anak dalam menggunakan bahasa akan berpengaruh pada perkembangan sosial, emosional, fisik, dan kognitif.
Perkembangan intelektual atau berpikir anak terjadi sangat pesat pada kurun waktu usia nol sampai enam tahun. Masa usia dini dapat disebut sebagai peka belajar. Dalam masa-masa ini segala potensi kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal, Tentunya dengan bantuan dari orang-orang yang berada di lingkungan anak-anak tersebut, misalnya dengan bantuan orang tua dan guru. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan sistematikanya dlam berpikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis.
Perkembangan bahasa anak memang masih jauh dari sempurna. Namun demikian potensinya dapat dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan anak-anak akan mempengaruhi keterampilan anak dalam berbicara atau berbahasa. Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa pada anak juga dapat berkembang dengan cara:
1. Perkembangan Menyimak
Menurut taringan (2005) bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oelh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Apabila kita amati dalam kehidupan sehari-hari, hampir setiap saat kita melakukan kegiatan menyimak. Kegiatan menyimak tersebut kita lakukan baik secara langsung maupun scara tidak langsung, seperti media elektronik.
Pendapat ini juga diperkuat oleh Bromley bahwa ada dua alasan mengajari anak mendengarkan. Dua alasan tersebut, yaitu (1) anak dan orang dewasa sebagian basar menhabiskan waktunya untuk mendengar, (2) kemampuan mendengarkan sangat penting tidak hanya belajar di dalam kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian pula dalam kehidupan anak-anak. Walaupun kemampuan mendengar merupakan merupakan kemampuan berbahasa yang secara alamiah dikuasai oleh setiap anak yang normal, keterampilan menyimak ini harus dikembangkan melalui stimulasi-stimulasi dan latihan-latihan karena keterampilan berbahasa tidak dapat dimiliki secara optimal termasuk menyimak di dalamya kalau tidak dikembangkan dan dilatihkan.
Berdasarkan pendapat Sabarti (1992) dan Taringan (2005) dapat disimpulkan keterampilan menyimak dapat berfungsi untuk:
a) Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua.
b) Menjadi dasar pengembangan kemampuan bahasa tulis (membaca dan menulis).
c) Menunjang keterampilan bahasa lainnya.
d) Memperlancar komunikasi lisan.
e) Menambah informasi atau pengetahuan.
2. Perkembangan Berbicara Anak
Kemampuan berbahasa yang berkembang setelah kemampuan mendengar adalah kemampuan berbicara. Ketika anda mengajak anak anda berbicara, ia akan menyerap semua kata-kata yang anda ucapkan. Setelah alat berbicaranya matang maka naka akan mengeluarkan informasi berupa kata-kata yang didengarnya.
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas (keluwesan dan kerumitan) produk bahasanya.
Hurlock mengemukakan dua kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar atau hanya sekedar ‘membeo’ sebagai berikut.
1. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya.
2. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah.
3. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga.
Dan apabila tingkat perkembangan berbicara barada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya, berarti anak itu mengalami keterlambatan dalam berbicara. Keterlambatan barbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak. Pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang mebuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti tema-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi.
3. Perkembangan Menulis Anak
Menulis merupakan salah satu mdia berkomunikasi, tempat anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaannya melalui untaian kata-kata yang bermakna. Dalam Webster World Dictionary (1988), menulis diartikan sebagai suatu kegiatan membuat pola atau menuliskan kata-kata, huruf-huruf, ataupun simbol-simbol pada suatu permukaan dengan memotong, mengukir atau menandai dengan pena atau pensil. Menulis merupakan cara anak untuk mengekspresikan ide dan perasaannya. Menulis memberikan kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan apa yang telah mereka dengar dan lihat dalam tulis maupun gambar.
4. Perkembangan Membaca Anak
Membaca sangat penting dalam kehidupan manusia. Tidak ada kegiatan yang tidak memerlukan membaca. Dengan membaca manusia dapat memahami banyak hal.membaca merupakan modal untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Untuk itu, manusia perlu memiliki kemampuan membaca.
Membaca sangat penting bagi anak. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik. Kegemaran membaca harus dikembangkan saat usia dini. Sejalan dengan pendapat ini, Montessori dan Hainstock mengemukakan bahwa pada anak usia 4-5 tahun anak sudah dapat diajarkan membaca dan menulis, bahkan membaca dan menulis merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia dini.
Karena setiap anak mepunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam kemampuan berbahasa maka dibawah ini adalah media yang dapat membantu anak lebih cepat dalam berbahasa. Berikut dibawah ini adalah media yang dapat digunakan dalam pengembangan bahasa anak usia dini:
A. Media Audio untuk Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
a. Media Audio untuk Melatih Kemampuan Memdengarkan
1) Permainan Mendegarkan
• Bunyi yang direkam dengan media Tape Recorder
• Kocok dan pasangkan wadah bersuara
• Dengarkan irama “sendok dan pensil”
b. Media Audio untuk Melatih Penggunaan Buku dalam Bercerita
1) Rekaman Cerita
B. Media Visual untuk Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
a. Media Visual untuk Melatih Kemampuan Berbicara Anak
1) Bermain Fantasi
• Bermain boneka
• Benda aksesoris untuk mainan “berdandan”
• Permainan kotak karton
2) Permainan Deskriptif
• Kotak raba
• Pemberian gambar
• Permainan hubungan
b. Media Visual untuk Melatih Kemampuan Sajak dan Irama
1) Permainan dengan Sajak dan Irama
• Kotak bersajak
c. Media Visual untuk Melatih Kemampuan Anak dalam Menggunakan Buku
• Buku dan Televisi
d. Media Visual untuk Melatih Kemampuan Anak Mangenal Huruf dan Kata
• Label dan Penjelasan Gambar
• Mengenal huruf dan kata yang tercetak pada buku
• Kegiatan “memasak bersama”
• Tanda dan peta
• Kegiatan permainan kata
• Permainan kartu tunggal kata-kata
• Permainan huruf “JENDELA”
• Permainan huruf “TIGA BERDERET”
• Permainan “Kata Orak-Arik”
• Permainan “Huruf Lilin”
• Bahan bacaan lain
By: Safina Husnan