UPI Merilis Ciri-Ciri Jurnal Scopus Predator
Publikasi ilmiah merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh para ibu guru dan dosen serta mahasiswa dengan berbagai macam kriteria yang di inginkan masing-masing, berdasarkan syarat dan ketentun. Karena khusunya dalam publikasi artikel bereputasi scopus banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar artikel yang kita buat tetap diakui, baik kualitasnya maupun prosesnya.
Sehingga perlu kehati-hatian dalam menentukuan terget atau jurnal tujuan yang akan kita tempati untuk submit artikel, sebab diantara kita banyak yang terjebak dengan iming-iming murah, cepat dan dijamin pula accepted, semoga kita semua tidak terjebak dalam jurnal-jurnal yang dianggap predatori tersebut.
Baru-baru ini Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah mengeluarkan surat edaran No 41 Tahun 2020 tertanggal 22 Juli 2020 terkait terkait ciri-ciri sebuah jurnal terindeks Scopus dengan Q berapapun dan SJ R berapapun patut diduga jurnal tidak bereputasi atau predator dan kemungkinan di batalkan indeksasinya dari Scopus. Diantara ciri jurnal predator yaitu :
- Penerbitnya bukan universitas dan bukan pula penerbit besar seperti Wiley, Cambridge, Oxford, Science Direct, etc.
- Jumlah terbitan per tahun tak masuk akal. Misalnya terbit bulanan dan jumlah artikel per edisinya di atas batas kewajaran (normalnya 5 s.d. 30 artikel bila terbit 3 kali setahun).
- Dalam satu edisi penulisnya didominasi oleh satu negara atau universitas tertentu
- Hasil review tidak memberi masukan mendasar mengenai substansi, tetapi hanya saran tata tulis saja.
- Masa tunggu review cepat (2 atau 3 bulan sudah ada hasilnya).
- Tidak ada korespondensi bolak-balik dengan editor untuk perbaikan naskah.
- Tata bahasanya kurang bagus, banyak kesalahan.
- Editing dan layout tidak konsisten.
- Mengirim email secara pribadi kepada penulis untuk meminta naskah.
- Menerapkan Article Processing Charges (APC) yang mu rah ( I 00 s.d 200 USD) per artikel.
- Jurnalnya open access menerapkan APC sebesar Rp I 0.000.000,- (sepuluh juta rupiah) atau Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) tapi publishernya tidak jelas.
- Sering menerbitkan special issue (misalnya setahun 3 kali) disamping regular issue.
- Cakupannya sering dilanggar. Misalnya, jurnal engineering menerbitkan artikel terkait Bahasa yang tidak ada aspek engineering nya.
Demikian ciri-ciri jurnal predatori yang telah dirilis oleh UPI semoga akan menjadi pertimbangan dan kehati-hatian khusunya bagi yang sedang mencari jurnal target atau tujuan.