Pendekatan Reggio Emilia
Nama Reggio Emilia diambil dari nama sebuah kota kecil dibagian utara Italia. Tujuan pembelajaran dari Reggio Emilia adalah: 1) Mempromosikan studi, penelitian, eksperimen dalam pembelajaran dengan konteks pembelajaran yang aktif, konstruktif, dan kreatif; 2) Mengomunikasikan kekuatan ide dan hak anak, potensi, dan sumber sumber yang sering kali terabaikan; 3) Meningkatkan profesionalisme guru, mendukung suatu kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai kerja sama dan kebermaknaan hubungan antara anak dan keluarganya.
Peranan guru dalam pendidikan dengan pendekatan Reggio Emilia, yaitu: 1) Mengatur kelas dan benda-benda yang ada dikelas agar menjadi tempat yang menyenangkan; 2) Membantu bagi anak dalam pengalaman belajar anak; 3) Mendorong anak agar mengeluarkan ide, cara pemecahan masalah dan konflik.
Pandangan model pembelajaran Reggio Emilia terhadap suatu proyek pembelajaran yaitu: 1) Proyek dapat diperkenalkan oleh guru melalui hal-hal yang menjadi minat anak. Misalnya: gedung-gedung tinggi, bentuk bangunan; 2) Memunculkan ide-ide yang diberikan anak atau dari minat anak; 3) Proyek dapat diprovokasi oleh guru untuk membantu perkembangan anak.
Teori ini dikembangkan oleh Loris Malaguzzi (akhir perang dunia ke 2 sampai sekarang).
Konsep dari teori Regio Emilia adalah: 1) Anak sebagai individu yang kompeten, kuat, suka menemukan, dan penuh ide; 2) Lingkungan sebagai guru ketiga harus dirancang dengan baik; 3) Adanya hubungan di antara anak, guru, dan orangtua d. Dokumentasi sebagai penguatan terhadap pengalaman anak; 4) Perencanaan yang fleksibel; 5) Provokasi guru pada anak dengan memperhatikan minat anak dan mendorong/mengembangkan lebih jauh pemikiran dan tindakan; 6) Seratus bahasa dari anak sebagai representasi ide-ide anak.
Baca Juga: Pendekatan Pembelajaran Anak Usia Dini
Peranan Guru adalah: 1) Membangun pengetahuan dan pemahaman anak; 2) Menjadi seorang pendengar yang baik dan observer; 3) Mendokumentasikan hasil kerja anak dan mendiskusikannya dengan guru-guru yang lain setiap minggu; 4) Menjadi partner bagi anak di dalam proses pembelajaran; 5) Pedagogista, guru sebagai koordinator, konsultan pendidikan.
Tujuan Pembelajaran pada pendekatan ini adalah : 1) Pengetahuan (knowledge) Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep, dan banyak unsur dari pikiran; 2) Ketrampilan (skills) Ketrampilan berbeda dengan pengetahuan.
Baca Juga: Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
Pengetahuan harus dapat menjadi suatu ketrampilan; 3) Disposisi (disposition) Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati; kemampuan prososial, motivasi, peduli, dan empati kepada anak lain berkembang dengan baik melalui mengamati (observing) dan meniru (modelling); bawaan dari lahir untuk memaknai pengalaman, bertanya, mencari jawaban, dll; tidak bisa diajarkan melalui instruksi harus diwujudkan dalam tingkah laku; 4) Perasaan (feelings) Dipelajari melalui pengalaman; tidak dapat dipelajari melalui instruksi, paksaan, atau doktrinasi; memberi kesempatan untuk terlibat aktif, menentukan pilihan, dan mengambil keputusan.